02 June 2012

Mengenal fisik kamera (D)SLR [bagian II]

Di bagian pertama seri tulisan ini, kita telah diperkenalkan pada bagian-bagian terluar kamera (D)SLR. Bagian kedua ini kita akan membahas sedikit lebih dalam tentang 'mata' kamera kesayangan kita: Lensa kamera. Mari kita mulai.

Lensa Kamera

Salah satu format medium perekam paling umum, yang kita kenal sebagai rol film, adalah format 135, atau 35mm. Pembahasan mengenai format-format pada fotografi akan penulis berikan dalam kesempatan terpisah. Format 35mm menjadi sebuah standar de facto format fotografi. Ukuran kekuatan/panjang fokus (focal length) sebuah lensa diukur merujuk pada format tersebut. Istilah "equivalent" yang kita temui pada, misalnya, "24mm equivalent" artinya lensa kamera tersebut (dengan format selain 35mm) setara lensa 24mm pada kamera 35mm.

"Lalu, apa yang setara?"

Kesetaraan yang kita bahas di sini adalah kesetaraan besar sudut pandang. Perhatikan Ilustrasi A di bawah ini.
Ilustrasi A: Sudut pandang
'Lensa' merah (ukuran lebih panjang) memiliki sudut pandang yang lebih sempit dan lebih kecil dibandingkan 'lensa' hijau (lebih pendek). Sudut pandang ini bisa dibayangkan sebagai berikut:
Suatu ketika, kita memandang alam pegunungan yang lestari. Suatu ketika, dengan mata telanjang kita melihat ada gerakan di antara pepohonan. Untuk memastikan apakah yang bergerak tersebut, kita mengambil teleskop. Dengan begitu, kini kita bisa melihat apa yang bergerak di sana, meskipun sekelilingnya tidak bisa terlihat lagi tanpa kita menggeser pandangan kita.

"Jadi, apa yang dimaksud dengan Xmm pada suatu lensa kamera?"

Pada Ilustrasi B di bawah ini, kita sederhanakan lensa kamera yang kompleks sebagai sepotong lensa cembung. Lensa tersebut mengumpulkan cahaya yang datang ke satu titik pada bidang fokus, pada jarak tertentu. Jarak tersebut kita ambil sebagai acuan panjang fokus. Kenyataannya tentu tidak sesederhana itu, namun penulis anggap asumsi ini cukup sebagai awalan untuk membayangkan jarak fokus suatu lensa.
Ilustrasi B: penyederhanaan lensa kamera dan sensor/medium perekam
Panjang fokus sering dijadikan acuan pembagian lensa. Pembagian yang kita temui adalah lensa sudut lebar (wide-angle), normal, dan tele(photo) / long focus. Garis awal kategorisasi lensa, sebagai sebuah standar/normal, adalah diagonal format yang digunakan. Pada format 135/35mm yang berukuran 24 mm x 36 mm, lensa 'normal' yang sesuai diagonalnya adalah 43.3 mm (ingat hukum Phytagoras).

Walaupun begitu, jarang (hampir tidak ada) lensa dirancang tepat memiliki panjang fokus sebesar itu. Umumnya yang dianggap lensa normal adalah lensa dengan panjang fokus antara 40mm - 50mm. Cobalah memandang sebuah pemandangan tanpa lensa, lalu pandang ke tempat sama melalui lensa 50mm yang terpasang di kameramu. Perbedaannya tidak begitu banyak, malah bisa dianggap sama saja.

TIP: bukalah kedua mata saat mempergunakan lensa normal. Selain apa-apa yang akan ada di gambar akhir (diintip melalui jendela bidik), perhatikan juga apa yang terjadi di luar bidang gambar, dan antisipasi yang mungkin terjadi. Hal tersebut akan mencegah kehilangan momen

Dudukan lensa / lens mount

Lensa kamera, dengan segala kerumitannya, harus bekerja bersama bodi kamera. Untuk itu diperlukan dudukan lensa, tempat menempel lensa pada bodi kamera. Secara kasar, dudukan ini dapat dibagi dua macam: ulir dan bayonet. Dudukan ulir -- bekerja serupa ulir bola lampu -- merupakan jenis yang terdahulu hadir dan digunakan meluas. Satu format yang sangat terkenal adalah dudukan M42 (artikel wikipedia di sini).

Dudukan ulir, sebagaimana kita ketahui, rawan meleset posisinya terhadap bidang fokus serta mengalami kerusakan ulir. Hal ini tidak diinginkan untuk SLR modern, sebab pada SLR modern dudukan lensa bukan sekadar tempat nangkring-nya lensa, melainkan sebagai 'jembatan' komunikasi antara lensa dan bodi kamera secara elektronik.

Atas dasar ini, dipergunakan dudukan bayonet. Bayonet, bagi yang belum paham, adalah senjata laksana pisau di bagian depan senapan yang dapat dilepas atau dipasang sesuai keperluan. Proses ini harus cepat dilakukan (bayangkan kondisi peperangan besar? Nah!)

Cara pemasangan bayonet dengan kata-kata diringkas mengikuti tiga kata ini: cocokkan, tekan, putar. Pemasangan yang cepat (dan tepat) ini dipergunakan pada kamera SLR untuk mendudukkan lensa pada tempat yang seharusnya.

Setiap pembuat kamera mempunyai dudukan bayonet yang berbeda-beda, selain (diduga) untuk mencegah lensa dari pabrikan lain digunakan, juga dikarenakan jarak dari dudukan ke bidang fokus (flange to back distance) yang berbeda untuk tiap pabrikan.

Perhatikan kembali gambar lensa cembung sederhana di atas. Jarak x diukur untuk cahaya datang dari sumber sangat jauh (infinity). Posisi x akan berubah untuk mendapatkan fokus pada jarak selain infinity. Hal ini akan terganggu bila kita mempergunakan lensa yang tidak diperuntukkan bagi merk kamera tersebut. (Selengkapnya pada artikel terpisah tentang adapter).

Posisi dudukan lensa pada kamera (SLR), tentu saja, berada di depan bidang fokus. Gambar A berikut ini menampilkan dudukan lensa pada kamera SLR "modern", meskipun masih merupakan bodi film (Canon EOS 500N).
Gambar A: (atas) bagian depan bodi kamera (bawah) rincian dudukan lensa dan ekor lensa
Dari sebelah kanan gambar atas, ada tombol pelepas lensa. Penggunaan dudukan bayonet memerlukan pegas untuk mengunci lensa kamera pada posisinya. Hal ini krusial untuk pelepasan lensa yang cepat; hanya perlu menahan tombol tersebut (menekan pegas), lalu melakukan prosedur kebalikan dari pemasangan lensa (putar berlawanan arah pemasangan dan lepaskan lensa)

Yang perlu diperhatikan pada dudukan lensa adalah tanda (index) yang berbeda-beda untuk tiap jenis dudukan. Pada gambar atas adalah dudukan lensa EF untuk kamera Canon EOS yang berupa lingkaran berwarna merah. Pabrikan lain memiliki konvensi yang lain pula.

Pada setiap lensa EOS kamu pasti menemukan juga lingkaran merah (gambar bawah) yang harus diletakkan tepat pada tanda lingkaran merah di bodi kamera.Mengapa demikian? Perhatikan bagian bawah gambar pertama. Ada sederet warna keemasan di situ. Deretan tersebut adalah kontak untuk komunikasi lensa dan bodi kamera secara elektronik. Bila kamu perhatikan Gambar A bawah, ada tiga tab yang memungkinkan tiga posisi lensa. Namun, adanya kontak di bagian bawah bodi kamera mengisyaratkan perlunya sambungan serupa di lensa. Berikut Gambar B, yaitu bagian 'ekor' lensa EF.
Kontak pada lensa inilah yang akan berkomunikasi dengan bodi kamera. Informasi yang dikomunikasikan berbeda-beda, tetapi sekurang-kurangnya panjang lensa (Xmm) dan bukaan diafragma/aperture (f/X).

TIP: Sayangi kamera dan lensamu (secukupnya). Sensor digital, lain dengan media seluloid, sangat rentan terhadap debu. Lakukan penggantian lensa kamera di tempat yang tak banyak berangin dan berdebu untuk mencegah masuknya debu ke sensor yang akan berdampak pada bodi dan lensa kamera.

~~~

[Bersambung ke bagian III]
AR

*** DAFTAR ISTILAH ***

No comments:

Post a Comment

Ada pertanyaan? Komentar? Masukan untuk Belajar SLR?
Tuangkan semuanya di sini.

Translate